Hubungan sosial, hubungan pendidikan, dan situasi pendidikan (Komponen Pokok Pendidikan)
Situasi Pendidikan
A. Hubungan sosial, hubungan pendidikan, dan situasi pendidikan
Hubungan pendidikan antara peserta didik dan pendidikan tidak terjadi secara acak.artinya, tidak sebarang hubungan antara seseorang dengan orang lain, kapan saja, dimana saja,dalam kondisi apapun juga dan dengan cara bagaimanapun juga akan menjadi apa yang dinamakan hubungan pendidikan, atau secara singkat pendidikan saja. Peristiwa pendidikan hanya akan apabila situasi itu tumbuh dan berkembang melalui teraktualisasikannya kondisi tertentu di dalam relasi kedua bela pihak yang berhubungan itu.
Dalam kendisi yang lebih formal, pendidikan cendrunglebih resmi, pendidikan cendrung lebih berperan sebagai pengawal dan sekaligus pengembang situasi penidikan. Pendidikan berada di depan dan peserta didik mengikutinya. Dalam hal formal diseperti itu pendidik dalam kondisi menjalankan tugasnya dan peserta didik berposisi sebagai sasaran dan tugas yang dilaksanakan oleh pendidik.
B. Komponen pokok situasi pendidik
Setiap kegiatan pendidikan, yang berlangsung dalam hubungan pendidikan,selanjutnya di sebut situasi pendidikan, dalamnya terkandung komponen peserta didik, pendidik, tujuan pendidik, dan proses pembelajaran.
1. Peserta didik
Peserta didik adalah manusia yang sepenuhnya memiliki HMM dengan segenap kandunganya.peserta didik dengan HMMnya berhak hidup sesuai dengan HMMnya yang perlu di perkembangkan melalui pendidikan. Dengan kata lain, pendidikanlah yang akan mengembangkan HMM peserta didik sehingga peserta didik menjdi apa yang di sebut sebagai manusia seutuhnya.
2. Pendidik
Seperti juga peserta didik,pendidik adalah manusia yang sepenuhnya memiliki HMM dengan segenap kandungannya. Pendidik dengan HMMnya, dan perlu bekerja, dalam hal inii sebagai pendidik, yang harus melayani perkembangan HMM peserta didik. Dalam diri pendidik, HMM pendidik itu secara relative telah lebih berkembang dibanding perkembangan HMM perserta didik.
3. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan pada dasarnya tidak lain adalah arah yang hendak dicapai demi perwujudan tu juan hidup manusia, yaitu hidup sesuai HMM, dengan segenap kandungannya, yaitu berkembangnya secara optimal hakikat manusia, dimensi kemanusiaan dan pancadaya. Tujuan pendidikan mengarah pada pembentukan manusia yang berprikehidupan takwa pada tuhan yang maha kuasa, sesua dengan keindahan, kesempurnaan dan ketinggian derajatnya, menguasai dan memelihara alam tempat tinggalnya, dan terpenuhi hak hak azazinya.
Prikehidupan seperti itu sesuai dengan tuntutan dimensi dimensi kefitrahan, keindividuan, sosialan,susilaan, dan keberagamaan manusia. Dalam pada itu, prikehidupan demikian dapat di peroleh melalui di kembangkannya daya daya takwa, cipta, rasa, karsa dan karya setiap individu. Dengan kata lain tujuan pendidikan, dari pangkal yang paling dasar sampai dengan ujung jabarannya yang paling operasional haruslah mengacu pada perkembangan unsur-unsur hakikat manusia, dimensi kemanusiaan, dan pancadaya.
4. Proses pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang di jalani oleh peserta didik dalam upaya mencapai tujuan pendidik di satu sisi, dan di sisi lain merupakan kegiatan yang di upayakan oleh pendidik agar kegiatan tersebut berlangsung untuk sebesar-besarnya bermanfaat bagi pencapaian tujuan pendidikan oleh peserta didik.
Proses pembelajaran ini berlangsung dalam interaksi antara komponen pesrta didik dan pendidik dengan muatan tujuan pendidikan.dalam interaksi ini pendidikan menyikapi dan memperlakukan peserta didik sesuai dengan HMM yang melekat pada diri peserta didik,untuk mencapai tujuan pendidikan yang tidak lain adalah upaya perwujudan HMM itu pada prikehidupan peserta didik. Dalam penyikapan dan perlakuan peserta didik seperti itu, peserta didik berprilaku sesuai dengan dinamika HMMnya yang sedang berkembang. Dalam proses pembelajaran terjadi” interaksi HMM” antar peserta didik dan pendidik.
C. Kenormatifan tujuan dan isi pendidikan
Manusia seutuhnya adalah sosok individu yang HMM nya terwujudkan secara penuh melalui pengembangan hakikat manusia dengan kelima dimensi kemanusiaannya melalui pengaktifan pancadaya secara optimal. Inilah paradigma pemuliaan kemanusiaan manusia yang melandasi kegiatan pendidikan, yang mewarnai komponen komponen situasi pendidikan.
Manusia melakukan kegiatan pendidikan atau menjalani proses pembelajaran bukan karena sekedar ingin belajar/bisa belajar, melainkan sejak awal kejadiannya telah dilengkapi oleh kemampuan belajar untuk mengarungi arah dan mencapai tujuan kehidupan manusia itu sendiri, yaitu kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
Arah dan tujuan untuk mencapai kebahagian hidup itu merupakan fondasi kebahagiaan hakiki pengembangan manusia, sekaligus menjadi tujuan mendasar pendidikan. Tujuan dasar ini memuat isi atau subtansi perwujudan hakikat manusia dalam HMM.
0 Response to "Hubungan sosial, hubungan pendidikan, dan situasi pendidikan (Komponen Pokok Pendidikan)"
Post a Comment