Memahami Klien Penderita Keterbelakangan Mental
Memahami
Klien Penderita Keterbelakangan Mental
Menurut International Classification of
Disease (ICD-10) RM adalah suatu kondisi terhentinya atau tidak lengkapnya
perkembangan pikiran, yang terutama ditandai oleh gangguan keterampilan yang
dimanifestasikan selama periode perkembangan, yang mempengaruhi keseluruhan
tingkat kecerdasan, yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
Istilah pikiran (feeble-mindedness) yakni kecacatan mantal (mentally
handicap). Retardasi Mental (Mental Retardation/Mentally Retarded)
berarti terbelakang mental.
American Psychiatric Accociation tahun 2000 (dalam Rathus, 2005, h.149-153) menyatakan
penyebab dari retardasi mental dapat disebabkan oleh:
1.
Sindrom down dan abnormalitas
kromosom lainnya
Wade pada tahun 2000 menyatakan abnormalitas kromosom
yang paling umum menyebabkan retardasi mental adalah sindrom down yang ditandai
oleh adanya kelebihan kromosom atau kromosom ketiga pada pasangan kromosom ke
21, sehingga mengakibatkan jumlah kromosom menjadi 47.
Anak dengan sindrom down dapat dikenali berdasarkan
ciri-ciri fisik tertentu, seperti wajah bulat, lebar, hidung datar, dan adanya
lipatan kecil yang mengarah kebawah pada kulit dibagian ujung mata yang
memberikan kesan sipit. Lidah yang menonjol, tangan yang kecil, dan berbentuk
segi empat dengan jari-jari pendek, jari kelima yang melengkung, dan ukuran
tangan dan kaki yang kecil serta tidak proporsional dibandingkan keseluruhan
tubuh juga merupakan ciri-ciri anak dengan sindrom down. Hampir semua anak
ini mengalami retardasi mental dan banyak diantara mereka mengalami masalah
fisik seperti gangguan pada pembentukan jantung dan kesulitan pernafasan.
2.
Sindrom Fragile X dan
Abnormalitas genetik lainnya
Sindrom fragile X merupakan tipe umum dari retardasi
mental yang diwariskan. Gangguan ini disebabkan oleh mutasi gen pada kromosom
X. Gen yang
rusak berada pada area kromosom yang tampak rapuh, sehingga disebut sindrom
fragile X. sindrom ini menyebabkan retardasi mental pada 1000-1500 pria dan
hambatan mental pada setiap 2000-2500 perempuan. Efek dari sindrom fragile X
berkisar antara gangguan belajar ringan sampai retardasi parah yang dapat
menyebabkan gangguan bicara dan fungsi yang berat.
Phenylketonuria (PKU)
merupakan gangguan genetik yang terjadi pada satu diantara 10000 kelahiran.
Gangguan ini disebabkan adanya satu gen resesif yang menghambat anak untuk
melakukan metabolisme. Konsekuensinya, phenilalanin dan turunannya asam phenilpyruvic,
menumpuk dalam tubuh, menyebabkan kerusakan pada system saraf pusat yang
mengakibatkan retardasi mental dan gangguan emosional.
3.
Faktor Pra-natal
Penyebab retardasi mental adalah infeksi dan
penyalahgunaan obat selama ibu mengandung. Infeksi yang biasanya terjadi adalah
Rubella, yang dapat menyebabkan kerusakan otak. Penyakit ibu juga dapat
menyebabkan retardasi mental, seperti sifilis, cytomegalovirus, dan
herpes genital. Obat-obatan yang digunakan ibu selama kehamilan dapat
mempengaruhi bayi melalui plasenta. Sebagian dapat menyebabkan cacat fisik dan
retardasi mental yang parah.
Anak-anak yang ibunya minum alkohol selama
kehamilan sering lahir dengan sindrom fetal fetal, dan merupakan kasus paling
nyata sebagai penyebab retardasi mental. Komplikasi kelahiran, seperti
kekurangan oksigen atau cedera kepala, infeksi otak, seperti encephalitis dan
meningitis, terkena racun, seperti cat yang mengandung timah sangat berpotensi
menyebabkan retardasi mental.
4.
Faktor-faktor Psikososial
Penyebab retardasi mental pada sebagian kasus
disebabkan faktor psikososial, seperti lingkungan rumah, atau sosial yang
miskin, yaitu yang tidak memberikan stimulasi intelektual, penelantaran, atau
kekerasan dari orang tua dapat menjadi penyebab atau memberi kontribusi dalam
perkembangan retardasi mental.
Pengklasifikasian/penggolongan Anak Retardasi
mental untuk keperluan pembelajaran menurut American Association on Mental
Retardation dalam Special Education in Ontario Schools (p. 100) sebagai
berikut:
1.
Educable
Anak pada kelompok ini masih mempunyai kemampuan dalam akademik setara dengan anak reguler pada kelas 5 Sekolah dasar.
Anak pada kelompok ini masih mempunyai kemampuan dalam akademik setara dengan anak reguler pada kelas 5 Sekolah dasar.
2.
Trainable
Mempunyai kemampuan dalam mengurus diri sendiri, pertahanan diri, dan penyesuaian sosial. Sangat terbatas kemampuanya untuk mendapat pendidikan secara kademik.
Mempunyai kemampuan dalam mengurus diri sendiri, pertahanan diri, dan penyesuaian sosial. Sangat terbatas kemampuanya untuk mendapat pendidikan secara kademik.
3.
Custodial
Dengan pemberian latihan yang terus menerus dan khusus, dapat melatih anak tentang dasar-dasar cara menolong diri sendiri dan kemampuan yang bersifat komunikatif. Hal ini biasanya memerlukan pengawasan dan dukungan yang terus menerus.
Dengan pemberian latihan yang terus menerus dan khusus, dapat melatih anak tentang dasar-dasar cara menolong diri sendiri dan kemampuan yang bersifat komunikatif. Hal ini biasanya memerlukan pengawasan dan dukungan yang terus menerus.
Sedangkan penggolongan
Retardasi Mental untuk keperluan berdasar kemampuan pendidikan
sebagai berikut:
1.
Anak Slow learners, anak ini setingkat dengan retardasi sekolah,
dengan borderline ringan, setingkat dengan dull average dan IQ
sekitar 70/75-90. Anak dapat berfikir sedikit abstrak, di masyarakat dapat
mepertahankan diri, bertingkah laku seperti anak normal, sehingga jarang yang
mengetahui bahwa dirinya slow leamers, kurang perhatian jika mempelajari mata
pelajaran disekolah, kurang dapat mengadakan kritik terhadap dirinya sendiri,
perkembangan motorik lebih lamban jika disbanding anak normal, lebih senang
berceritera dan membicarakan hal-hal yang konkrit daripada pelajaran.
2.
Anak mampu didik (the educable and trainable mentally retarded),
anak setingkat dengan mild, borderline berat, moron, dan debil, IQ sekitar
50/55-70/75. Anak mengalami kesukaran dalam beberapa mata pelajaran,
kesukarannya disebabkan karena: tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, rendah
diri dan sakit-sakitan kurang perhatian dan kasih sayang dll. Kepribadiannya:
sukar berfikir abstrak dan sngat terikat pada lingkungan, kurang dapat berfikir
logis dan daya analisis kurang, kurang dapat membedakan hal-hal yang penting,
daya fantasi lemah, kurang dapat mengendalikan perasaan, suggestible
(mudah terpengaruh), kepribadian kurang harmonis, suka berbohong dan suka
mencuri, sukar menilai baik dan buruk, senang melakukan onani.
Beberapa variasi debilitas:
a.
Idiots Savants. Mereka adalah anak debil yang mempunyai ingatan kuat, tetapi terbatas
pada beberapa hal saja.
b.
Pseudo debil. Mereka bertingkah laku seperti anak debil tetapi hasil pemeriksaan
menunjukkan mereka tidak debil IQ lebih dari 75, disebabkan karena tekanan
lingkungan sehingga tidak ada kesempatan untuk berkembang.
c.
Debilitas yang harmonis. Perasaan baik, kemauan normal, penurut tetapi menunjukkan hambatan
dalam belajar.
d.
Debilitas yang disharmonie. Mereka anak debil yang terganggu
kepribadiannya, misalnya: inferioritary complex, mudah frustasi karena
konflik dengan lingkungan, keras kepala dan agressif, selaluingin menguasai
lingkungan dan mempertontonkan heroisme semu, suka mengasingkan diri, kerena
merasa tidak ada kemungkinan mengatasi kesulitan yang dideritanya.
3.
Anak mampu latih (the trainable mentally retarded) anak ini
setingkat dengan moderate, imbisil, IQ sekitar 20/25-50/55.
4.
Anak tidak mampu didik dan tidak mampu latih (the totally dependent
of profoundly mentally retarded), anak ini setingkat dengan severe yang
kuat atau idocy IQ antara 0-20/25 (Uneducable and untrainable).
Penggolongan Retardasi
mental secara Medis-Biologis menurut Roan, 1979, adalah sebagai berikut:
1.
Retardasi mental taraf
perbatasan (IQ: 68 – 85).
2.
Retardasi mental ringan
(IQ: 52 – 67).
3.
Retardasi mental sedang
(IQ: 36 – 51).
4.
Retardasi mental berat
(IQ: 20 – 35).
5.
Retardasi mental sangat
berat (IQ: kurang dari 20); dan
6.
Retardasi mental tak
tergolongkan.
Adapun penggolongan Retardasi mental secara
Sosial-Psikogis terbagi 2 (dua) kriteria yaitu: psikometrik dan perilaku
adaptif.
Ada 4 (empat) taraf Retardasi mentyal berdasarkan kriteria psikometrik menurut skala
inteligensi Wechsler (Kirk dan Gallagher, 1979, dalam B3PTKSM, p. 26), yaitu:
1.
Retardasi mental ringan
(mild mental retardation) dengan IQ 55 – 69.
2.
Retardasi mental sedang
(moderate mental retardation) dengan IQ 40 –54.
3.
Retardasi mental berat
(severe mental tetardation) dengan IQ: 20 – 39.
4.
Retardasi mental sangat
berat (profound mental retardation) dengan IQ 20 kebawah.
5.
Penggolongan Anak
Retardasi mental menurut kriteria perilaku adaptif tidak berdasarkan
taraf inteligensi, tetapi berdasarkan kematangan sosial. Hal ini juga mempunyai
4 (empat) taraf, yaitu:
a.
Ringan;
b.
Sedang;
c.
Berat; dan
d.
Sangat Berat
0 Response to "Memahami Klien Penderita Keterbelakangan Mental"
Post a Comment