2 Konseling untuk Penderita Depresi
Konseling untuk Penderita Depresi
A.
Pengertian
Depresi
Menurut Institut Nasional Kesehatan
Mental (NIMH, 2001; 2002), depresi adalah suatu kondisi yang dapat mempengaruhi
pikiran, perasaan, perilaku, dan kesehatan secara keseluruhan. Hal ini dapat
berdampak susah tidur dan nafsu makan berkurang, cara seseorang memahami diri
sendiri, dan cara di mana orang berpikir tentang suatu hal. Selain mempengaruhi
kualitas kehidupan siswa saat ini, gejala depresi dan gangguan yang dimulai
selama masa kanak-kanak atau remaja dapat menyebabkan depresi berulang atau
berkelanjutan di masa dewasa.Kecuali gangguan diobati, sehingga dari awal
gejala gangguan dapat diprediksi lebih awal agar tidak bertambah parah dan
berdampak negatif di kemudian hari.
Menurut
Merrell, 2001 depresi merupakan ganguan internalisasi, seperti gangguan
kecemasan, penarikan social, dan maslaah somatik. Gangguan internalisais
ditandai dengan overcontrol, yang menyiaratkan bahwa indiidu dapat
ovverregulate atau tidak tepat mengendalikan emosi mereka. Dalam kasus gangguan
internalisasi, masalah tetap dipertahankan dalam individu, berbeda dengan
gangguan eksternalisasi, seperti Gangguan pemberontak oposisi dan
Perhatian-Defisit / Hyperactivity Disorder (AD / HD), yang ditandai dengan
bertindak liar/keluar (Merrell).Karakteristik mendefinisikan masalah
internalisasi depresi adalah gangguan mood.Pemuda depresi mengalami kesulitan
mengatur emosi negatif efektif setelah mereka berpengalaman (Stark, Sander,
Yancy, Bronik, & Hoke, 2000).
Dari hal tersebut dapt disimpulkan
bahwa Dalam perkembangan normalpun seorang mempunyai kecenderungan untuk
mengalami depresi, Oleh karena itu sangatlah penting untuk membedakan secara
jelas dan hati -hati antara depresi yang disebabkan oleh gejolak mood yang
normal pada remaja dengan depresi yang patologik.Akibat sulitnya membedakan
antara kedua kondisi diatas, membuat depresi pada remaja sering tidak
terdiagnosis. Bila tidak ditangani dengan baik, gangguan psikiatrik pada remaja
sering kali akan berlanjut sampai masa dewasa.
B.
Tanda
dan Gejala Depresi
Mengidentifikasi
depresi pada orang muda dapat menantang karena gejalannya sering bertopeng.
Meskipun criteria diagnostic dan fitur mendefinisikan kunci dari gangguan
depresi mayor adalah sama untuk pemuda serperti untuk orang dewasa, mungkin
sulit bagi mereka untuk mengidentigikan atau mendeskripsikan perasaan mereka
9NIMH, 2000). Siswa depresi mungkin tampak mudah tersinggung, bertindak keluar,
atau menarik diri dari keluarga dan teman-teman. Kecemasan dan keluhan somatic
lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja dibandingkan pada prang dewasa
(Surgeon General, 2002).
Tanda dan Gejala
Depresi pada anak-anak dan remaja :
1. Merasa
sedih , kosong, atau putus asa.
2. Peningkatan
kepekaan emosional
3. Kurangnya
minat atau kemampuan untuk telibat dalam kegiatan menyenangkan
4. Tingkat
penurunan energy
5. Fisik,
Keluhan ( sakit kepala, sakit perut, kelelahan )
6. Sering
absen dari sekolah (atau kinerja yang buruk )
7. Ledakan
(berteriak, mengeluh, menangis)
8. Kebosanan
9. Penyalahgunaan
zat
10. Takut
akan kematian
11. Bunuh
diri
12. Tidur/
ganguan nafsu makan
13. Mengurangi
kemampuan untuk berpikir jernih dan membuat keputusan
14. Peningkatan
lekas marah, marah, atau gelisah
15. Kegagalan
untuk membuat keuntungan mendapat berat badan yang diharapkan, dan
16. Kesulitan
dengan hubungan.
C.
Jenis-Jenis
Depresi
Menurut DSM IV (Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders fourth edition) Gangguan depresi terbagi dalam 3 kategori, yaitu:
1.
Gangguan depresi berat (Mayor depressive disorder).
Didapatkan 5 atau
lebih simptom depresi selama 2 minggu. Kriteria terebut adalah: suasana perasaan depresif
hampir sepanjang hari yang diakui sendiri oleh subjek ataupun observasi orang
lain (pada anak-anak dan
remaja perilaku yang biasa muncul adalah mudah terpancing amarahnya), kehilangan interes atau
perasaan senang yang sangat signifikan dalam menjalani sebagian besar aktivitas
sehari-hari, berat badan turun
secara siginifkan tanpa ada progran diet atau justru ada kenaikan berat badan
yang drastis, insomnia atau
hipersomnia berkelanjuta, agitasi atau retadasi psikomotorik, letih atau kehilangan energi, perasaan tak berharga atau perasaan bersalah yang eksesif, kemampuan berpikir atau
konsentrasi yang menurun, pikiran-pikiran mengenai mati, bunuh diri, atau usaha bunuh diri yang muncul
berulang kali, distres dan hendaya
yang signifikan secara klinis, tidak berhubugan dengan belasungkawa karena kehilangan seseorang.
2. Gangguan
distimik (Dysthymic disorder) adalah suatu bentuk
depresi yang lebih kronis tanpa ada bukti suatu episode depresi berat (dahulu disebut depresi
neurosis). Kriteria DSM-IV
untuk gangguan distimik: perasaan depresi selama beberapa hari,
paling sedikit selama 2 tahun (atau 1 tahun pada anak-anak dan remaja); selama depresi, paling
tidak ada dua hal berikut yang hadir: tidak nafsu makan atau makan berlebihan,
insomnia atau hipersomnia, lemah atau keletihan, self esteem rendah, daya
konsentrasi rendah, atau sulit membuat keputusan, perasaan putus asa; selama 2 tahun atau lebih
mengalami gangguan, orang itu tanpa gejala-gejala selama 2 bulan; tidak ada episode manik
yang terjadi dan kriteria gangguan siklotimia tidak ditemukan; gejala-gejala ini tidak
disebabkan oleh efek psikologis langsung darib kondisi obat atau medis; signifikansi klinis
distress (hendaya) atau ketidaksempurnaan dalam fungsi.
3. Gangguan
afektif bipolar atau siklotimik (Bipolar
affective illness or cyclothymic disorder). Kriteria: kemunculan (atau memiliki riwayat pernah mengalami) sebuah sebuah episode
depresi berat atau lebih; kemunculan (atau memiliki riwayat pernah mengalami) paling tidak satu
episode hipomania; tidak ada riwayat
episode manik penuh atau episode campuran; gejala-gejala suasana perasaan bukan karena
skizofrenia atau menjadi gejala yang menutupi gangguan lain seprti skizofrenia; gejala-gejalanya tidak
disebabkan oleh efek-efek fisiologis dari substansi tertentu atau kondisi medis
secara umum; distres atau
hendaya dalam fungsi yang signifikan secara klinis.
D.
Faktor-Faktor
Terkait Depresi
Faktor-faktor
yang terkait dengan depresi dapat dipaparkan sebagai berikut :
1. Faktor biologis
Banyak penelitian tentang
pengaruh biologis pada depresi telah dilakukan.Faktor biologis spesifik yang
terkait dengan perkembangan depresi termasuk kelainan dalam fungsi
neurotransmitter dan / atau sistem endokrin.Dalam banyak kasus, individu
mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk kelainan tersebut (Merrell,
2001).Kimia otak tertentu, termasuk serotonin dan norepinefrin, mempengaruhi
mood dan telah dikaitkan dengan gangguan mood (Merrell, 2001).
2.
Faktor Genetik
Genetika
memainkan peran penting daam kerentanan seseorang terhadap depresi dan gangguan
mental lainya. Hal ini berteori bahwa gen ganda, daripada sebuah gen tunggal,
bertindak dalam hubungannya dengan faltor-faktor lingkungan dan peristiwa
perkembangan, sehinga membuat seseorang lebih mungkin mengalami gejalan depresi
(NIMH, 2001).
3.
Kognitif dan Faktor Perilaku
Teori kognitif menjelaskan
hubungan yang kuat antara kognisi individu, emosi, dan perilaku.Menurut teori
kognitif, interpretasi tentang peristiwa, bukan peristiwa itu sendiri, memicu
gangguan emosional dan gangguan mood (misalnya, Beck, 1976).
4.
Keluarga dan pengaruh teman
sebaya.
Sejumlah keluarga dan teman sebaya adalah faktor terkait dengan depresi,
termasuk konflik yang luas, pola komunikasi yang buruk, kohesi keluarga yang
rendah, dan tidak tersedianya emosional orang tua (Merrell, 2001;.. Petersen et
al, 1992).
5. Hubungan buruk dengan
teman sebaya
6.
Faktor Psikososial
Menurut Freud dalam teori psikodinamikanya, penyebab depresi adalah
kehilangan objek yang dicintai (Kaplan, 2010). Ada sejumlah faktor psikososial
yang diprediksi sebagai penyebab gangguan mental pada lanjut usia yang pada
umumnya berhubungan dengan kehilangan.
E.
Konsekuensi
Depresi
Berbagai masalah intrapersonal dan interpersonal dapat timbul
ketika depresi terdiagnosis dan tidak diobati pada orang muda/remaja.Rasa
berkurang harga diri, kurang percaya diri, dan kecenderungan untuk melihat diri
negatif sering datang (Merrell, 2001).Untuk beberapa siswa, depresi dan
kelelahan dapat mengakibatkan kesulitan dalam konsentrasi, motivasi, dan kinerja
akademik.Seperti yang telah dinyatakan, gangguan hubungan dengan teman sebaya
dan anggota keluarga dapat menjadi penyebab dan menjadi konsekuensi dari
depresi.Kesulitan interpersonal yang berhubungan dengan stadium akut depresi
telah ditemukan untuk melanjutkan setelah pemulihan, kadang-kadang bertahan
menjadi dewasa (Mufson, Moreau, Weissman, & Klerman, 1993).Selain itu,
pemuda dengan depresi yang tidak diobati pada peningkatan risiko untuk penyakit
fisik, penyalahgunaan zat, episode depresi berulang, dan perilaku bunuh diri
(NIMH, 2000; 2001).Akibatnya, ada kebutuhan yang kuat untuk mengidentifikasi
awal gejala depresi dan memungkinkan untuk pemuda berjuang dengan depresi untuk
mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Konsekuensi
dari depresi atara lain :resiko bunuh diri dan kesehatan fisik
DAFTAR PUSTAKA
Davison, G., Neale, J.M. &
Kring, A.M. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta : PT raja Grafindo Persada.
Erford, T. 2004. Professional School
Counseling: a Handbook of Theories, Program & Practice. Texas : CAPs Press.
Farida
Harahap & Kartika Nur Fathiyah. 2005. Diktat Kuliah Psikololgi Abnormal
Klinis. Yogayakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sciarra. D.T. 2004. School
Counseling Foundations and Contemporary Issues. Canada : Thomson
0 Response to "2 Konseling untuk Penderita Depresi"
Post a comment