Teori Holland
Latar Belakang Teori Holland
Sejak
kemunculan teori
Holland,
teori ini telah
menjadi kekuatan utama dalam psikologi terapan. Presentasi pertama teori ini pada tahun 1959
yang menekankan pencarian
aspek kesesuaian individu-lingkungan. Orang membuat pilihan pekerjaan dalam
pencarian arti untuk situasi yang
memuaskan hierarki kesesuaiannya. Pada
versi awal ini juga terdapat
penekanan pada akuisisi dan pengolahan informasi lingkungan. Orang dengan informasi lebih lanjut tentang
lingkungan kerja dapat membuat pilihan yang
lebih memadai daripada orang-orang dengan kurang informasi. Selain itu,
pengaruh eksternal seperti orang tua dan guru
juga berpengaruh terhadap pilihan
karier individu.
Serangkaian artikel penelitian yang luar biasa
diikuti saat Holland berada di National Merit Scholarship Corporation yang
mendokumentasikan karakteristik
dari
jenis, kegiatan yang disukai,
deskripsi diri, dan
kompetensi. Studi ini, yang
dirangkum Holland, mengungkapkan bahwa enam jenis
kepribadian, bila dihitung dengan menggunakan satu dari beberapa inventori, menunjukkan pola yang reliabel dengan
prediksi teoritis.
Misalnya, jenis
realistis cenderung keras kepala dan menyesuaikan. Mereka lebih memilih
seni industri dan pertanian sebagai bidang utama dan surveyor dan mekanik
sebagai pilihan kerja. Sedangkan jenis artistik cenderung imajinatif dan
emosional. Mereka lebih memilih seni dan musik sebagai bidang
utama dan
artis dan penulis sebagai
pilihan kerja (Holland, 1997).
Konsep Teori
Holland
Teori Holland memberikan perhatian pada
karakteristik perilaku atau
tipe kepribadian sebagai penyebab utama
dalam pilihan dan perkembangan
karier individu (Herr,
Cramer &
Niles, 2004; Perry &
VanZandt, 2006).
Kepribadian seseorang menurut Holland merupakan hasil dari keturunan dan pengaruh lingkungan (Osipow, 1983). Faktor keturunan adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri yang
sifatnya menurun. Sedangkan faktor lingkungan adalah faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri, bisa terdiri dari pengaruh budaya, teman bergaul, orang
tua, guru dan orang
dewasa.
Menurut Weinrach 1984 (dalam Herr, Cramer &
Niles, 2004) teori Holland dideskripsikan sebagai struktural-interaktif karena
menghubungkan
secara tegas antara karakteristik kepribadian dengan jenis pekerjaan. Holland
(dalam Herr, Cramer &
Niles, 2004) mengajukan pendekatan struktural-
enteraktif dalam
beberapa tema umum, yaitu:
- Pilihan pekerjaan
adalah
ekspresi
dari kepribadian dan bukan sebuah kejadian
yang acak, meskipun ketidaksengajaan juga
bermain peran
- Anggota
dari
sebuah
kelompok
pekerjaan memiliki persamaan kepribadian dan persamaan
histori perkembangan individu.
- Karena seseorang
dalam
kelompok
pekerjaan memiliki persamaan kepribadian, mereka akan merespon beberapa
situasi dan
permasalahan
dengan cara
yang sama.
- Prestasi, kemantapan,
dan kepuasan pekerjaan
tergantung pada kesesuaian antara kepribadian
seseorang dan lingkungan pekerjaan.
Menurut Gothard, dkk (2001) terdapat empat asumsi yang merupakan jantung teori Holland. Adapun keempat asumsi tersebut adalah sebagai
berikut:
- Kebanyakan
orang dapat dikategorikan sebagai salah satu
dari enam tipe: realistik, investigatif, artistik, sosial, enterprising, dan konvensional.
- Ada enam
tipe lingkungan pekerjaan:
realistik, investigatif,
artistik, sosial enterprising,
dan konvensional.
- Orang menyelidiki
lingkungan-lingkungan yang akan membiarkan
atau memungkinkannya melatih keterampilan-keterampilan
dan kemampuan- kemampuannya, mengekspresikan
sikap-sikap dan nilai-nilainya, dan
menerima masalah-masalah
serta peranan-peranan yang sesuai.
- Perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi
antara kepribadiannya dan
ciri-ciri lingkungannya
Sebagai tambahan, Holland (dalam Gothard, dkk, 2001; Spokane, Luchetta & Richwine, 2002) menyebut beberapa konsep kunci yang lain. Adapun
konsep kunci tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Consistency. Beberapa pasangan tipe lebih dekat hubungannya daripada
yang lainnya. Misalnya, tipe-tipe realistik dan investigatif lebih banyak persamaannya daripada tipe-tipe konvensional dan artistik.
2. Differentiation. Beberapa tipe kepribadian atau lingkungan lebih dibatasi
secara jelas daripada yang lainnya. Misalnya, seseorang mungkin sangat
menyerupai suatu tipe dan menunjukkan sedikit kesamaan dengan tipe-
tipe lainnya, atau suatu lingkungan mungkin sebagian besar
didominasi oleh suatu tipe tunggal.
3. Congruence. Terdapat derajat kesesuaian antara tipe kepribadian orang dan lingkungan. Misalnya, tipe-tipe realistik tumbuh dengan subur dalam
lingkungan-lingkungan
realistik
karena lingkungan
seperti itu
memberikan kesempatan-kesempatan dan menghargai kebutuhan-
kebutuhan tipe realistik
4. Identity. Identity merupakan
indikator
tingkat
kejelasan “gambaran tujuan, minat dan bakat seseorang“. Identity terkait dengan diferensiasi dan
konsistensi dalam menentukan kekuatan
kepribadian
dan lingkungan.
5. Calculus. Teori Holland menggambarkan bagaimana
individu berinteraksi
dengan lingkungan mereka dan bagaimana karakteristik
individu dan lingkungan
mengakibatkan
pilihan dan penyesuaian pekerjaan (Spokane & Cruza-Guet, 2005; Gottfredson, 1999).
Holland membagi enam tipe
kepribadian
yang berkorelasi
dengan
tipe lingkungan
pekerjaan,
yaitu realistik,
intelektual, artistik, sosial, enterprising, dan konvensional
(Ferguson, 2008; Gothard, dkk, 2001; Spokane, Luchetta & Richwine, 2002;
Herr,
Cramer & Niles, 2004;
Kidd, 2006; Nathan & Hill,
2006).
1.
Realistik
Tipe realistik preferensinya pada aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau
sistematik terhadap obyek- obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang.
2.
Investigatif. Tipe
Investigatif memiliki preferensi untuk aktivitas-aktivitas yang
memerlukan penyelidikan observasional, simbolik, sistematik, dan
kreatif terhadap fenomena fisik,
biologis, dan kultural agar dapat memahami dan
mengontrol fenomena tersebut, dan tidak menyukai aktivitas-aktivitas persuasif, sosial, dan repetitif.
3.
Artistik.
Tipe Artistik
lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang ambiguous,
bebas, dan tidak
tersistematisasi untuk
menciptakan produk-produk artistik, seperti
lukisan, drama, karangan.
4.
Sosial. Tipe Sosial lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang
melibatkan orang-orang
lain dengan penekanan pada membantu, mengajar, atau menyediakan bantuan
5.
Enterprising.
Tipe Enterprising
lebih
menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan
manipulasi terhadap
orang-orang lain untuk perolehan ekonomik atau
tujuan-tujuan organisasi.
Tidak menyukai aktivitas- aktivitas yang sistematik, abstrak, dan ilmiah.
6.
Konvensional. Tipe Konvensional lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi data yang eksplisit, teratur, dan sistematik
guna memberikan kontribusi kepada tujuan-tujuan organisasi
Teori Holland mengemukakan bahwa terdapat enam tipe kepribadian dan lingkungan kerja. Enam tipe kepribadian dan lingkungan pekerjaan
tersebut seringkali disebut dengan RIASEC, yang
merupakan singkatan dari Realistic,
Investigative, Artistic,
Social,
Enterprising, and Conventional.
Implikasi Teori
Holland dalam Bimbingan dan Konseling
Holland menyebut kesejajaran antara
tipe
kepribadian dan tipe
lingkungan kerja sebagai congruence (Donohue, 2005). Jika tipe kepribadian
individu dan tipe
lingkungan kongruen, maka dipercaya individu akan lebih
mantap dalam pilihan
karier,
prestasi
pekerjaan lebih
tinggi, prestasi akademik lebih tinggi, lebih menjaga kemantapan personal, dan lebih puas (Brown, 2007).
Akan tetapi, banyak individu yang kurang
memahami tipe kepribadian yang
dimiliki dan lingkungan kerja yang diminatinya. Akibatnya banyak dari mereka yang
tidak mendapatkan kesesuaian antara minat karier dan lingkungan kerja. Selain itu, mereka
juga tidak memahami dan tidak mengetahui
bagaimana
cara mendapatkan
kesesuaian antara minat
karier
yang sesuai dengan tipe kepribadian dan lingkungan kerja yang diminatinya.
Sehingga, ketika
mereka terjun ke dunia
pekerjaan tingkat kepuasan kerja
individu tersebut cenderung rendah. Salah satu implikasi paling
penting dari teori Holland
adalah konselor dapat membantu konseli menganalisis minat dan lingkungan kerja mereka serta memahami hubungan keduanya (Kidd, 2006). Dengan membantu menganalisis
minat dan lingkungan kerja, maka akan dapat
memfasilitasi konseli
dalam memantapkan minat
kerjanya dan menyesuaikannya dengan
lingkungan kerja. Kesesuaian
dari
minat
kerja dan
lingkungan kerja ini akan meningkatkan kepuasan kerja konseli.
Kritik Teori Holland
Teori karier yang dikembangkan oleh Holland menuai beberapa kritik.
Adapun beberapa kritik
tersebut adalah sebagai
berikut:
- Teori yang dikembangkan oleh Holland ini
terlalu sederhana dalam
mengklasifikasikan
individu dalam enam
tipe kepribadian dan tipe lingkungan pekerjaan
serta menyatakan individu akan
memiliki kepuasan
kerja jika tipe kepribadiannya sesuai dengan tipe
lingkungan
pekerjaan.
- Teori karier
yang dikembangkan
oleh
Holland
ini
kurang mengakui
kemampuan manusia dalam menyesuaikan
diri, dalam
hal ini
adalah menyesuaikan diri dalam
lingkungan
pekerjaan. Padahal manusia
memiliki potensi yang kuat untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan
pekerjaan.
- Teori Holland
ini
memandang individu hanya memiliki satu
tipe
kepribadian yang kuat dan akan berkorelasi dengan tipe
lingkungan pekerjaan.
Misalnya individu
yang memiliki
tipe kepribadian artistik hanya
dominan memiliki
kemampuan di tipe lingkungan peerjaan artistik.
Kesimpulan
Teori Holland
memberikan perhatian pada
karakteristik perilaku atau
tipe kepribadian sebagai penyebab utama dalam pilihan dan perkembangan
karier. Holland membagi enam tipe kepribadian yang berkorelasi dengan
lingkungan pekerjaan, yaitu realistik, intelektual, artistik, sosial, enterprising,
dan
konvensional. Setiap individu
perlu menemukan tempat kerja (lingkungan
kerja) yang sesuai
dengan tipe kepribadiannya. Semakin
baik tingkat kecocokan antara tempat kerja dan gambaran tipe kepribadiannya, semakin
meningkat kepuasan orang tersebut dengan pekerjaannya.
Rujukan:
Armstrong, P.I., dkk. 2008. Holland’s RIASEC
Model
as an Integrative Framework for Individual Differences. Journal of Counseling Psychology,
55 (1): 1-18.
Brown,
D.
2007.
Career Information, Career Counseling,
and
Career
Development. USA: Pearson
Education, Inc.
Donohue, R. 2005. Person-Environment
Congruence
in
Relation to Career
Change and Career Persistence. Journal of Vocational Behavior, 68: 504-
515.
Feist, J.
& Feist, G.J. 2006.
Theories of Personality. New
York:
Mc Graw Hill.
Ferguson. 2008. Careers
and
Vocational
Guidance.
New York: Infobase
Publishing.
Gothard, dkk. 2001. Careers Guidance in Context. London: SAGE Publications
Ltd.
Gottfredson,
G.D.
1999. John L. Holland’s Contributions to
Vocational
Psychology: A Review and Evaluation. Journal
of Vocational Behavior, 55:
15-40.
Herr, E.L., Cramer, S.H. & Niles,
S.G. 2004. Career Guidance and Counseling throgh the Lifespan: Systematic Approaches. Boston: Pearson.
Holland,
J.L.
1997. Making
Vocational Choices.
New Jersey:
Prentice Hall.
Kidd, J. M.
2006. Understanding
Career Counselling:
Theory, Research and Practice. London: SAGE Publications Ltd.
Nathan, R & Hill, L. 2006. Career Counselling. London:
SAGE
Publications Ltd
Osipow, S.H. 1983.
Theories
of Career Development. London: Prentice-Hall International Inc.
Spokane A.R., Luchetta, E.J. &
Richwine, M.H. 2002. Career Choice and Development (D. Brown & Associates, Ed.). San Francisco: John Wiley & Sons, Inc.
Spokane, A.R. &
Cruza-Guet, M.C. 2005. Career Development and Counseling Putting Theory and Research to Work (D.S. Brown & R.W. Lent, Ed.).
New Jersey:
JohnWiley & Sons, Inc.
0 Response to "Teori Holland"
Post a Comment