BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN
KONSEP
DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN
Bimbingan dan
konseling berasal dari Amerika Serikat berawal dari tahun 1980 oleh Frank
Person dengan Bironya (Sutarno, tanpa tahun: 1). Saat ini bimbingan dan
konseling sudah menyebar di seluruh dunia dengan berbagai pengembangan program.
Tujuan dari bimbingan dan konseling tersebut yang membuat program bimbingan dan
konseling selalu di kembangkan. Sejalan dengan Sugiyo (2011:15) menjelaskan
bahwa “bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kagiatan atau aktivitas
yang di rancang oleh konselor untuk membantu klien dalam upaya mengembangkan
dirinya seoptimal mungkin”. Klien dalam bimbingan dan konseling adalah manusia
yang akan selalu berkembang dan mengikuti arus jaman. Saat ini di program
bimbingan dan konseling Internasional berpacuan kepada ASCA National Model.
Konsep dasar dari Asca National Model adalah:
a.
Ensures
equitable access to a rigorous education for all students
b.
Identifies
the khowledge and skills all students will acquire as a result of the K-12
comprehensive school counseling program
c.
Is
delivered to all students in a systematic fashion
d.
Is
based on data-driven decision making
e.
Is
provided by a state-credentialed school counselor
ASCA (tanpa tahun)
menjelaskan bahwa “Effective school
counseling programs are a collaborative effort between the school counselor,
parents and other educators to create an environment that promotes student
achievement. Staff and school counselors value and respond to the diversity and
individual differences in our societies and communities. Comprehensive school
counseling programs ensure equitable access to opportunities and rigorous
curriculum for all students to participate fully in the educational process”
(program konseling sekolah yang efektif adalah upaya kolaborasi antara konselor
sekolah, orang tua dan pendidik lainnya untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung prestasi siswa. Menghargai staf dan konselor
sekolah dan menanggapi keragaman dan perbedaan individu dalam masyarakat dan
komunitas kita. Program konseling
sekolah komprehensif memastikan akses yang adil terhadap peluang dan kurikulum
yang ketat untuk semua siswa untuk berpartisipasi penuh dalam proses pendidikan).
Selain konselor
sendiri dalam program konseling komprehensif ini melibatkan steak holder yang ada disekolah. Dari
pembuatan program hingga evaluasi program. Di luar negeri dari “dekade akhir
yaitu tahun 1990-an sampai dengan awal tahun 2000-an perkembangan bimbingan dan
konseling di amerika mengintrodusir “comprehensive Developmental Guidance and
Counseling oleh South Caroline Comprehensive Developmental Guidance and
Counseling beserta dengan American School Counselor Association (ASCA)”.
Sehingga perkembangan kurikulum bimbingan dan konseling di dunia masih sangat
dipengaruhi oleh dua asosiasi tersebut.
Peran konselor
dtuliskan dalam South Caroline Guidance and Counseling (2008:16) bahwa “They should expect a fully certified school
counselor to functionina professional and accountable manner in six basic
roles: program management, guidance, counseling, consultation and student
advocacy, coordination, and assessment (collaboration and interpretation only)”.
Peran dasar konselor agar dapat dikatakan professional dan accountable harus
memenuhi enam syarat tersebut.
Komponen dalam
program bimbingan dan konseling komprehensif juga digambarkan dalam bagan oleh
South Carolina Guidance and Counseling (2008) dalam bagan berikut ini:
Sumber: South
Carolina Guidance and Counseling (2008:13)
Bagan diatas
menjelaskan elemen untuk bimbingan konseling komprehensif yang ada pada amerika
dari area belajar siswa pengorganisasian program, proses dan waktu hingga resources. konsep dari bimbingan dan
konseling di Indonesia juga sudah
memakai bimbingan dan konseling komprehensif yang tidak jauh berbeda dengan
konsep ASCA ataupun South Carolina Guidance and Counseling, walaupun belum sepenuhnya sama.
Dilihat dari konsep
dasar bimbingan dan konseling di Indonesia dari Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 pada lampiran IV BAB
VIII dijelaskan bahwa “Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru
yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa. Layanan
bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam menyusun rencana pelayanan
bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan
bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan
bimbingan dan konseling serta melakukan
perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil evaluasi”. Konsep yang dimikian
pastinya akan didukung dengan bantuan semua pihak dalam menjalankan proses
bimbingan dan konseling. Pada dasarnya proses bimbingan dan konseling tidak
akan bias berdiri sendiri tanpa ada bantuan dari pihak-pihak terkait.
2.2
BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN DI INDONESIA
Menurut
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia Nomor 81A Tahun
2013 Lampiran IV substansi bimbingan dan konseling disiapkan untuk
memfasilitasi satuan pendidikan dalam mewujudkan proses pendidikan yang
memperlihatkan dan menjawab ragam kemampuan, kubutuhan, dan minat sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Khusus untuk SMA/MA dan SMK/MAK bimbingan dan
konseling dimaksudkan untuk membantu satuan pendidikan dalam memfasilitasi
peserta didik dalam memilih dan menetapkan program peminatan akademik bagi
peserta didik SMA/MA dan peminatan vokasi bagi peserta didik SMK/MAK serta
pemilihan mata pelajaran lintas peminatan khusus bagi peserta didik SMA/MA.
Selain itu biimbingan dan konseling juga dimaksudkan untuk memfasilitasi guru
bimbingan dan konseling (guru BK) atau konselor sekolah untuk menangani dan
membantu peserta didik yang secara individual mengalami masalah psikologis atau
psikososial, seperti sulit berkonsentrasi, rasa cemas, dan gajala perilaku
menyimpang.
Penekanan dalam
kurikumum yang tebaru menuntut buru bimbingan dan konseling untuk lebih ke
peminatan dan mengarahkan siswa untuk menuju karir yang siswa inginkan.
Komponen yang akan digunakan dalam pelayanan bimbingan konseling beragam. Komponen
layanan bimbingan dan konseling pedoman bimbingan dan konseling mencakup komponen-komponen
berikut ini (disari dari permendiknas 81A lampiran VI):
1. Jenis Layanan meliputi, (a) Layanan Orientasi
(b) Layanan Informasi (c). Layanan Penempatan dan Penyaluran (d) Layanan Penguasaan Konten (e) Layanan Konseling Perseorangan (f) Layanan Bimbingan Kelompok (g). Layanan Konseling Kelompok (h). Layanan Konsultasi
(i) Layanan Mediasi.
2. Kegiatan
Pendukung Layanan meliputi: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus,
kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, alih
tangan kasus.
3. Format Layanan
meliputi: individual, kelompok, klasikal, lapangan, pendekatan khusus/kolaboratif , dan jarak jauh.
Komponen yang
beragam ini didukung dengan strategi layanan bimbingan dan konseling di sekolah
antara lain:
1. Program Layanan
Dari segi unit waktu sepanjang
tahun ajaran pada
satuan pendidikan, ada lima
jenis program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam
pelayanan bimbingan dan
konseling, yaitu sebagai berikut
: program tahunan, program semesteran, program bulanan , program mingguan, program harian.
2. Penyelenggaraan Layanan
Sebagai pelaksana
pelayanan bimbingan dan
konseling, Guru Bimbingan
dan Konseling atau Konselor bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan layanan
yang mengarah pada
(1) pelayanan dasar, (2) pelayanan pengembangan, (3) pelayanan peminatan studi, (4)
pelayanan teraputik, dan (5) pelayanan diperluas.
3. Waktu dan Posisi Pelaksanaan Layanan
a. Semua kegiatan mingguan (kegitan
layanan dan/atau pendukung bimbingan
dan konseling) diselenggarakan di dalam
kelas (sewaktu jam pembelajaran
berlangsung) dan/atau di luar kelas (di luar jam pembelajaran)
b. Program
pelayanan bimbingan dan konseling pada
masingmasing satuan pendidikan
dikelola oleh Guru Bimbingan dan Konseling
atau Konselor dengan
memperhatikan keseimbangan
dan kesi-nambungan program
antarkelas dan antarjenjang kelas,
dan mensinkronisasikan program pelayanan bimbingan
dan konseling dengan
kegiatan pembelajaran mata pelajaran
dan kegiatan ekstra
kurikuler dengan
mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.
Pelaksana utama
pelayanan bimbingan dan
konseling adalah Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor.
Penyelenggara pelayanan bimbingan dan
konseling di SD/MI/SDLB adalah Guru Kelas. Penyelenggara pelayanan
bimbingan dan konseling di SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK adalah
Guru Bimbingan dan Konseling.
DAFTAR PUSTAKA
American
School Counselor association. Tanpa tahun. ASCA
National Model A Framework For Scool Counseling Programs (Esecutive Summary).VA: ASCA Publikation
dalam bentuk E Book.
Permendiknas
No. 81A tahun 2013 tentang Implemtasi Kurikulum.
South
Caroline Guidance and Counseling Writing Team.2008. The South Carolina Developmental Guidance and Counseling Program Model.
South Carolina Colombia : South Carolina Departement Education dalam bentuk e
book
Sugiyo.2011.Manejemen
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya.
Sutarno.
tanpa tahun. Perkembangan Bimbingan dan
Konseling di Indonesia. Dalam bentuk bahan ajar.
0 Response to " BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN"
Post a comment